Hari ini entah kenapa saya sedang on-fire untuk menulis. kali ini saya punya cerita tentang adek kelas saya yang sekantor dengan saya bernama Toro. Nama aslinya sihhh Anggi Yugantoro, ntah apa yang dipikiran ibunya saat memberikan nama? atau mungkin yang salah adalah pegawai kecamatan yang salah ketik, mungkin dulu ibunya pengan nama Angga tapi si pegawai kecamatan keseleo hingga tertulis nama Anggi. atau yang lebih harus dipersalahkan lagi adalah mesin tik nya. tapi gpp lahh, nama anggi sudah jadi miliknya anggi, jadi jangan urusi namanya lagi.

Dia satu tahun di bawah saya, dan sekarang bekerja satu kantor dengan ku di PAU lt2 ruangan geoteknik. faktanya gedung PAU itu gedung yang angker, mau dihuni ama 100 orang ajah masih terasa sepi. okelah terlepas dari angkernya si gedung ada baiknya kita mengenal watak si toro ini. jujur saja dan tidak ingin menutup-nutupi, bahwa toro itu “penakut”. ama cicak yang lepasin ekor nya ajah udah bikin dia diare, apalagi klo dikasih anak kecil tanpa baju dan botak yang bisa lari-lari di dalem kantor kayaknya sudah hepatitis B dehh.. 

sebelum saya bercerita, saya ingin mengklarifikasi kalau aku tidak pernah berniat jail ama orang lain. balik ke menu utama cerita ini, suatu hari di hari sabtu saya janjian ama Toro untuk datang ke PAU. dikarenakan aku ada acara futsal dulu sekitar jam 10 sampe jam 12, maka kemungkinan saya akan sampe ke PAU jam 1 siang. datanglah saya ke PAU, udah feeling bahwa si Toro sudah berada didalamnya maka datenglah ide untuk menakut-nakuti nya. ingin saya tegaskan lagi bahwa aku gak pernak berniat untuk jail, tapi ide itu muncul sepintas jadi bukan atas dasar niat, tapi atas dasar kesadaran sendiri. karena pintu ruangan kita terbuat dari bahan ajaib, maka kalo kita buka pintunya maka setelah dilepas akan menutup kembali dengan efek suara “jelegerrrr”. maka saya buka pintunya dan lalu saya lepas, kemudian saya coba untuk lari dan sembunyi di belakang kolom gedung PAU yang terhitung sangat besar. maka beberapa menit kemudian muncullah si toro keluar dan melihat ke kiri dan ke kanan, lalu masuklah kembali si toro ini ke dalam. saya gak liat mimik mukanya si toro tapi rasanya aku membayangkan klo mukanya udah setengah ketakutan dan aku ingin sekali diperasaannya bahwa yang melakukan itu adalah hantu. lalu setelah sepi kembali saya coba buka pintu lagi dan lalu saya lepas dan saya lari ke WC. saya diamkan sekitar 10 menit. ntah apa yang terjadi di ruangan sana, tapi saya berharap ada kegelisahan menyelimuti si toro. karena saya pun capek menunggu di wc dan saya rasa tidak ada manfaatnya juga saya coba masuk ruangan dengan muka standar dan datar. lalu masuklah aku ke dalam ruangan dan menemukan toro yang sedang bersiap-siap untuk pulang. ohh Toro, sungguh ruangan ini butuh hiburan dan aku ini haus akan hiburan.